http://jogja.kabardaerah.com/perlunya-sosialisasi-dalam-masa-tanggap-darurat/
Perlunya
Sosialisasi Dalam Masa Tanggap Darurat
anticipating
the second wave
Sri Sultan Hamengku
Buwono X angkat bicara terkait ribuan pesepeda yang memadati pusat Kota
Yogyakarta selama dua hari terakhir yakni Sabtu (6/6/2020) dan Minggu
(7/6/2020), demikian pemberitaan salah satu media di Yogyakarta. "Bagaimanapun
harus pakai masker kalau terjadi sesuatu di Malioboro. Tracingnya ngrekoso nek do ra nganggo masker. Apalagi mereka mungkin
ada yang dari luar daerah, kan jadi susah. Jangan sampai saya close.
(Jangan) sampai nanti terjadi
(gelombang) Covid kedua. Disamping hal ini DIY telah menetapkan tiga prioritas
utama yang menjadi realokasi anggaran Pemda DIY guna menangani Covid – 19 yaitu
kesehatan, ekonomi dan sosial. Pemerintah pusat mensyaratkan untuk realokasi
anggaran lebih dari 50 % dan sudah dilakukan oleh DIY yang mengalokasikan
hampir seluruh anggarannya untuk penanganan Covid - 19
Selain upaya yang telah
dilakukan, dirasa perlu penambahan sosialisasi dalam bentuk komunikasi visual,
misalnya pemasangan banner/ poster terkait
protokol di tempat-tempat strategis, dengan mempertimbangkan estetika.
Peraturan atau sosialiasi ini bisa berbentuk surat edaran setingkat Kota/ Kabupaten
dikarenakan DIY memiliki spesifikasi budaya yang beragam berdasarkan
pertimbangan geografis dan demografi. Komunikasi visual ini dengan tujuan
mempermudah/mengena di masyarakat. Hasil pengamatan di masyarakat, muncul
beberapa pendapat, antara lain: frasa “New Normal” dimaknai bias oleh sebagian
orang dianggap benar-benar sudah normal, pendapat lain mengatakan bahwa
himbauan/ visual dirasa lebih mudah membangkitkan/menggugah ingatan tentang perilaku
pencegahan penyebaran Covid-19/Corona.
Era “New Normal’
memerlukan analisis/antisipasi yang dalam, misalnya kondisi penyebaran Covid-19
dalam data grafik yang pada
Dalam grafik diatas per
10 Juni 2020, tampak trend positif
Covid-19 DIY ada trend mulai
melandai, meski tetap naik. Untuk grafik dibawahnya trend PDP DIY tetap naik. Dari perspektif kesehatan tentu belum saatnya
menerapkan “New Normal” karena kemampuan sebar virus ini tergolong cepat
(Sanche, CDC, Juli 2020), namun dengan pertimbangan ekonomi atau sektor pendidikan
yang juga terdampak, tentunya analisa akan berkembang. Yang tak kalah penting,
perlunya data berapa banyak dari populasi penduduk DIY yang sudah ter-tracing, karena akan dapat dijadikan
salah satu pijakan dalam mengambil kebijakan, untuk mendukungnya dapat diupayakan
keringanan biaya rapid test bagi
warga masyarakat yang akan melakukan pengecekan mandiri.
Perubahan perilaku
untuk antisipasi yang paling sederhana adalah rajin cuci tangan, memakai
masker, dan jaga jarak/menghindari kerumunan orang yang padat, untuk dunia
bisnis kiranya segera menyesuaikan pergeseran strategi operasional/pemasaran salah
satunya memanfaatkan konsep internet/digital, dan menyesuaikan target market dengan mempelajari
perilaku konsumen di era new normal
beserta regulasinya.
Sebagai penutup maka
penanggulangan penyebaran covid-19/ Corona saat ini akan menentukan ada tidaknya
potensi second wave, dan asumsi bahwa
jika kurva/pertambahan positif covid/corona belum mendatar namun dilakukan
kebijakan new normal, maka akan
berpotensi timbulnya “second wave”. Singkatnya Mari bersama serangan virus gelombang
kedua terjadi atau tidaknya tergantung upaya pemerintah dan terutama ketertiban
kita semua dalam beradaptasi untuk selalu jaga jarak, pakai masker, dan rajin
cuci tangan.
Comments
Post a Comment