FENOMENA PERAMPASAN SEPEDA ( KRIMINOLOGI ) , Kriminologi dapat dibagi dalam 2 golongan besar : Teoritis dan Praktis

Kasus begal terhadap pesepeda marak terjadi di Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa waktu terakhir. Dari catatan Kompas.com, kejahatan terhadap pesepeda belakangan ini terjadi di kalan-jalan protokol di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, yakni di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Lapangan Tembak Senayan, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Rasuna Said, hingga Jalan Medan Merdeka Barat. Para pelaku pun tak pandang bulu, mulai dari masyarakat hingga artis. Bahkan, aksi serupa juga menimpa perwira marinir Kolonel Pangestu Widiatmoko saat bersepeda di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (26/10/2020), pukul 06.45 WIB. Terakhir, Seorang Kolonel TNI berinisial R menjadi korban begal di Jalan Boulevard Bintaro Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Sabtu (14/11/2020) pagi.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, modus para pelaku adalah mengincar pesepeda yang seorang diri berada di tempat sepi. "Ketika ada korban di tempat sepi sendirian, biasanya bawa handphone di belakang di tas atau di stang, ini yang dikuntit dan mereka lakukan aksinya," ujar Nana. Para pelaku pembegal marinir disebut sudah melakukan aksi serupa sebanyak lima kali di kawasan Thamrin saat CFD, di Sarinah, di Kebayoran Baru, di Gajah Mada, dan Mangga Dua. Sedangkan para pelaku disebut kerap melakukan aksinya pada pagi hari, yakni pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Umumnya, para korban mengendarai sepeda seorang diri dengan melintas di rute yang sepi. Kondisi tersebut dapat memancing pelaku kejahatan

FENOMENA BARU : aksi begal pesepeda ang terjadi di Jakarta dan sekitarnya. "Ini jadi fenomena (kejahatan) baru. Kalau dulu sasarannya penjabretan motor sekarang beralih ke sepeda," kata Nana Menurutnya, maraknya aksi kejahatan itu karena banyak masyarakat melakukan kegiatan olahraga dengan bersepeda dalam beberapa waktu terakhir ini di tengah pandemi Covid-19. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menuturkan, rata-rata pelaku begal terhadap pesepeda dulunya adalah pelaku begal pengendara motor.

Tanggapan kriminolog : Kriminolog Adrianus Meliala mengatakan, lokasi yang ramai justru memudahkan pelaku penjambretan melakukan aksinya. Sebab, modus pelaku penjambretan adalah grab and run atau merampas kemudian lari. Hal ini membutuhkan dua unsur, yakni kecepatan serta dadakan. Unsur dadakan, diperoleh dari situasi yang ramai. "Unsur dadakan diperoleh dari situasi yang ramai, di mana orang tidak mengira atau menduga akan ada penjambretan,"

Situasi yang ramai juga membuat orang-orang lebih memilih saling menunggu untuk menolong. Pada akhirnya, banyak orang yang memutuskan untuk tidak menolong korban. Sedangkan unsur kecepatan, diperoleh dari penggunaan sepeda motor. Kendaraan ini dimanfaatkan oleh pelaku karena cepat dan dapat masuk ke jalan sempit atau gang-gang perumahan. Sementara jika berada di tempat sepi, faktor penentunya adalah ketidakmampuan korban untuk bereaksi secara cepat. Di lokasi sepi, pelaku biasanya memilih korban wanita atau anak-anak. "Kalau di tempat sepi, maka faktor korban yang tidak agile biasanya menjadi menentukan," ucap Adrianus.

Kriminologi dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan besar (Alam,2010:4-7),

yaitu:

1. Kriminologi Teoritis

Secara teoritis kriminologi ini dapat dipisahkan dalam 5 (lima) cabang pengetahuan. Tiap-tiap bagiannya memperdalam pengetahuannya mengenai sebabmusabanya kejahatan secara teoritis.

a. Antropologi Kriminal, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda-tanda

fisik ciri khas dari seorang penjahat.

b. Sosiologi Kriminal, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan sebagai

gejala sosial.

c. Psikologi Kriminal, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan dari

sudut ilmu jiwa.

d. Psikologi dan Neuro Phatologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang penjahat yang sakit jiwa atau gila.

e. Penologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sejarah arti dan

faedah hukum. 


2. Kriminologi Praktis

Yaitu ilmu pengetahuan yang berguna untuk memberantas kejahatan yang timbul dalam masyarakat.Adapun cabang-cabang kriminologi praktis, yaitu:

a) Hygiene Kriminal, yaitu cabang kriminologi yang berusaha untuk

memberantas faktor penyebab timbulnya kejahatan.

b) Politik Kriminal, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana caranya

menerapkan hukum yang sebaik-baiknya kepada terpidana agar dia dapat

mempelajari kesalahannya serta berniat untuk tidak melakukan kejahatan

kembali.

c) Kriminilistik (police scientific), yaitu ilmu pengetahuan tentang penyelidikan

teknik kejahatan dan penangkapan pelaku kejahatan. 

Sumber: Kompas dan sumber lain




Comments

Popular posts from this blog

Jurnal PERLINDUNGAN HUKUM WARALABA SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN USAHA ( Hartanto & Erna Tri R R )

( Buku Monograf) PERSPEKTIF KEADILAN DAN KESEIMBANGAN PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK