FILSAFAT DAN ETIKA
Suhrawadi K Lubis. Etika Profesi Hukum, Penerbit Sinar Grafika :
Etika itu adalah filsafat tentang nilai, kesusilaan, tentang baik dan buruk. Selain etika mempelajari nilai-nilai, juga merupakan pengetahuan tentang nilainilai itu sendiri.
Ada juga yang menyebutkan bahwa etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keseluruhan budi (baik dan buruk).
Etika ialah tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentang nilai-nilai, tidak mengenai tindakan manusia, tetapi tentang idenya. Etika ialah studi tentang tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan kebenarannya sebagaimana adanya, tetapi juga menyelidiki manfaat atau kebaikan dari seluruh tingkah laku manusia.
Fahrul Siregar: Etika adalah ilmu pengetahuan, karena etika yang merupakan nilai-nilai (values) dari moralitas kemanusiaan sehingga dalam pendalaman mencari nilai-nilai tersebut maka etika merupakan filsafat ilmu. Etika selain dari pada bagian dari ilmu pengetahuan atau bagian dari filsafat ilmu, juga merupakan panduan dari nilai-nilai terhadap tata cara individu, masyarakat maupun bernegara. setiap kehidupan itu perlu suatu etika (etiket) agar nilai-nilai moralitas dapat terjaga di dalam kehidupan itu sendiri.
Rekan-rekan mahasiswa FH UWM :
Alat-alat ini membantu berfikir (pengertian2x ini) mencakup:
1. "logika", yang memungkinkan kita mengkaji atau memikirkan alasan kita untuk memastikan, konsisten dan mencapai kesimpulan yang valid
2. "sejarah filsafat", yang memungkinkan kita untuk melihat karya filsuf lintas zaman dan budaya, jadi kami tidak perlu terus-menerus menemukan kembali materi yang telah disempurnakan melalui diskusi dan kritik selama dari tahun-tahun, dari seorang ahli ke ahli berikutnya, bahkan bisa terkadang berabad-abad;
3. "metafisika", yang mengkaji dengan masalah-masalah yang tidak mudah ditangani oleh sains (ilmu), seperti apakah : pikiran dan jiwa serta tubuh (minds and souls as well as bodies). Metafisika secara bahasa berakar dari kata “ta meta ta physica”, yaitu sebuah bahasa Yunani yang diperkenalkan oleh Aristoteles yang pada akhirnya disebarluaskan oleh Andronikos dari Rodi pada abad I SM. Metafisika secara terminologis dipahami sebagai semua studi mengenai “sesuatu” (ada) yang mengatasi fenomena atau mengatasi realitas fisik yang tampak. Pengertian ini menafikan penapat bahwa metafisika sama saja dengan pengetahuan yang bersifat post physicam, yaitu ilmu yang ada karena muncul sesudah fisika dan matematika. --> didefinisikan sebagai studi pemikiran tentang sifat yang terdalam (ultimate nature) dari kenyataan atau keberadaan. Aristoteles menyebutnya dengan beberapa istilah yang maknanya setara dengan metafisika, yaitu filsafat pertama (first philosophy), pengetahuan tentang sebab (knowledge of cause). Dengan demikian studi metafisika terbagi menjadi beberapa bidang kajian, yaitu: studi tentang Ada sebagai ada (the study of Being as being), studi tentang Ousia (being), studi tentang hal-hal yang abadi yang tidak dapat bergerak (the study of the eternal and immovable), dan teologi --> dalam pendapatnya soal metafisika ini Aristoteles berseberangan dengan Plato
Metafisika merupakan "ujung dari filsafat" Berfikir filsafati adalah usaha untuk menemukan realitas yang mutlak yang memegang kendali di balik realitas dunia yang bersifat fisik, Dia-lah kekuatan adikodrati yang ber-ada di balik semua yang ada ini. --> adikodrati dapat dimaknai sebutan "pencipta" dari agama-agama yang ada dan kita kenal, bahkan yang ada di seluruh dunia , dalam kategori sederhan dapat berupa "believe" kepercayaan.
4. "epistemologi", atau studi tentang pengetahuan, yang menantang kita untuk mempertahankan bahwa kita benar-benar tahu apa yang kita klaim tahu. -> epistemologi dikenal sebagai sub sistem dari filsafat. Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan."theory of knowledge". Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan
Etika dapat diartikan mekanisme pengaturan yang tepat untuk perilaku kita (aturan perilaku). Itu memberi tahu kita apa yang harus kita cita-citakan dan juga membatasi tindakan kita. hal ini berdasar elemen psikologis, misalnya simpati, kemurahan hati, kasih sayang, kebaikan, kepedulian orang lain, atau bahkan balas dendam atau kemarahan. Namun, ciri-ciri ini dapat membingungkan dan terkadang impuls-impuls yang saling bertentangan, dan karenanya berguna untuk menyusunnya dalam beberapa cara. Kita bisa melakukannya dengan menggunakan kekuatan penalaran untuk menyusun prioritas, membuat tindakan kita konsisten dan dapat diprediksi, dan mendiskusikan tentang benar dan salah, dan keadilan dan keadilan kepada orang lain
Apa hubungan filsafat dan etika ?
Etika adalah "pedoman moral" yang dapat diikuti oleh manusia untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan standar moral (disini membicarakan baik atau buruk, susila atau a-susila), sedangkan filsafat adalah studi tentang sifat dasar pengetahuan, realitas, dan keberadaan, terutama bila dianggap sebagai disiplin akademis. Maka, ada filosofi tentang etika.
Etika sebagai salah satu bagian/ unsur dalam filsafat akan memberikan arahan (panduan) bagi perkembangan kajian ilmu, sehingga membawa kemanfaatan bagi manusia.
lebih lanjut ...
Moral berkaitan penilaian baik-buruk mengenai hal hal yang mendasar yang berhubungan dengan nilai kemanusiaan, sedang etika/etiket berkaitan dengan sikap dalam pergaulan, sopan santun, tolok ukur penilaiannya adalah pantas-tidak pantas.
Pengantar Diskusi :
"Pancasila pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praktus, melainkan merupakan suatu sistem nilai–nilai etika yang harus dijabarkan lebih lanjut"
Comments
Post a Comment