“Party Wing” Organizations As Potential Political Party Lawbreakers ( Hartanto , Muhammad Afghan Ababil )

Organisasi  “Sayap  Partai”  Politik Berpotensi  Melanggar  Hukum 

Political parties and political party wings are organizations that play a role in democracy in Indonesia. Apart from that, there are still community organizations that appear to have no political affiliation but actually play a role in democratic contestation, then sporadically, almost every year before the election, similar community organizations emerge, which generally called volunteers. Political parties and their wing organizations have the same responsibility in building democracy, but we often find that party wing organizations can become an extension of political parties, committing various violations of campaigning rules or breaking the law in general; Here there is an intersection of whether political party wing organizations are subject to Law No. 2 of 2011 concerning political parties, or the law on social organizations. Researchers examine the problems of the existence of OSP in the Indonesian legal system, especially the phenomenon of legal violations. This research uses a normative juridical approach using legal norms that apply in Indonesia. At the end of the research, it was concluded that party wing organizations are more appropriately regulated in the political party law than in the law on social organizations, and violations are the responsibility of the parent political party

Partai  politik  dan  sayap  partai  politik  merupakan  organisasi  yang  berperan  dalam  demokrasi  di  Indonesia.  Selain  itu,  masih  terdapat  organisasi  masyarakat  yang  terkesan  tidak  memiliki  afiliasi  politik  namun  justru  berperan  dalam  kontestasi  demokrasi,  kemudian  secara  sporadis,  hampir setiap  tahun  menjelang  pemilu,  muncul  organisasi  masyarakat  serupa yang  umumnya  disebut  relawan.  Partai  politik  dan  organisasi  sayapnya mempunyai  tanggung  jawab  yang  sama  dalam  membangun  demokrasi, namun  sering  kita  jumpai  bahwa  organisasi  sayap  partai  dapat  menjadi  perpanjangan  tangan  partai  politik,  melakukan  berbagai  pelanggaran  aturan  kampanye  atau  melanggar  hukum  secara  umum;  Di  sini  terdapat  persinggungan  apakah  organisasi  sayap  partai  politik  tunduk  pada  Undang-undang  Nomor  2  Tahun  2011  tentang  Partai  Politik,  ataukah undang-undang  tentang  Ormas.  Peneliti  mengkaji  permasalahan keberadaan  OSP  dalam  sistem  hukum  Indonesia  khususnya  fenomena  pelanggaran  hukum.  Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  yuridis  normatif  dengan  menggunakan  norma-norma  hukum  yang  berlaku  di Indonesia.  Pada  akhir  penelitian  disimpulkan  bahwa  organisasi  sayap  partai  lebih  tepat  diatur  dalam  undang-undang  partai  politik  dibandingkan  undang-undang  tentang  organisasi  kemasyarakatan,  dan  pelanggaran  menjadi  tanggung  jawab  induk  partai  politik

Link:

https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/hk/article/view/3836/pdf23

Comments

Popular posts from this blog

Jurnal PERLINDUNGAN HUKUM WARALABA SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN USAHA ( Hartanto & Erna Tri R R )

( Buku Monograf) PERSPEKTIF KEADILAN DAN KESEIMBANGAN PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK