Kunjungan Fakultas Hukum Univ. Widya Mataram ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan ke Ahmad Ibrahim Kulliyyah Of Laws (AIKOL) di International Islamic University Malaysia (IIUM) Februari 2024

 https://hukum.widyamataram.ac.id/mobil-nasional-mimpi-lama-yang-terlupakan-belajar-dari-pengalaman-malaysia/

MOBIL NASIONAL: Mimpi Lama Yang Terlupakan? Belajar Dari Pengalaman Malaysia



Pembangunan di Indonesia terus digalakkan dengan iringan berbagai macam pro maupun kontra kenaikan Pajak, BBM, Listrik. Proses dinamis sebuah perkembangan perekonomian di negara manapun tak kan lepas dari pro maupun kontra. Kunjungan Fakultas Hukum Univ. Widya Mataram ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan ke Ahmad Ibrahim Kulliyyah Of Laws (AIKOL) di International Islamic University Malaysia (IIUM), diterima hangat oleh Dekan AIKOL beserta stafnya, dengan berbagai topik diskusi akademik maupun pembicaraan untuk menjalin kerjasama.

Dalam perjalanan selama di Malaysia ada sekelumit intermezzo, kami melihat bahwa di jalanan banyak berlalu-lalang mobil nasional milik (produk) Malaysia, namun yang menarik adalah bentuknya sangat mirip dengan mobil mainstream di Indonesia produksi Toyota, Honda, Suzuki, maupun Daihatsu. Observasi sepintas ini cukup menarik untuk kami bagikan. Kita pernah mengalami masa pemerintah membuat mobil nasional dalam kurun 1996-2000 yang dikenal dengan lahirnya mobil ”Timor”, kemudian diiringi Bimantara yang bekerjasama dengan Hyundai melahirkan Hyundai Accent, dan keduanya terhenti karena beberapa hal. Era saat ini kita mendengar tentang mobil Esemka pada awalnya tahun 2007an, dan berbagai kendala masih terjadi pada tahun 2012, kemudian akan dipamerkan (massal) di IIMS pada tahun 2020 dan terkendala pandemi Covid-19.

Pada saat ini kita tidak mendengar lagi beriita tentang mobil nasional (Mobil Esemka) ini. Opini kami adalah dapat mencoba menimba ilmu dari pola Malaysia bahwa negara ini membuat mobil nasionalnya dengan disain yang sangat mirip dengan mobil mainstream buatan pabrikan yang sudah memiliki ”nama” dalam perniagaan mobil internasional. Maka dimungkinkan disain yang sangat mirip mobil mainstream menjadi daya tarik tertentu bagi konsumen, secara teknis juga dimungkinkan terjadi perpaduan atau kerjasama, baik sistem kelistrikan maupun suku cadang. Hal-hal ini menarik untuk dikembangkan kembali oleh pemerintah Indonesia, dalam rangka melanjutkan proyek mobil nasional. Pola ”transfer teknologi” dengan menggandeng pabrikan mainstream adalah adalah langkah yang masuk akal untuk mengembangkan industri permobilan nasional Indonesia. Bisnis dibidang otomotif baik mobil maupun sepeda motor tetap saja menarik dalam perekonomian dan pangsa pasar dalam negeri; disamping mewujudkan sebuah nasionalisme. Beberapa periode pemilihan umum, wacana mobil nasional ini muncul kembali, namun sekian kurun waktu terlalui karya anak negeri yang kita dambakan ini belum terpenuhi.

Penulisan ini masih dalam masa kampanye, maka penulis berharap. Pemimpin yang kelak terpilih tidak sebatas berkonsentrasi pada pendapatan pajak, ataupun BBM dan listrik, namun mengembangkan perekonomian (perdagangan) nasional yang berorientasi kesejahteraan/ pendapatan  masyarakat.

23 Januari 2024







Comments

Popular posts from this blog

Meaningfull Justice Decision of Grant Funding Criminal Corruption Cases (Memaknai Keadilan dalam Putusan Hakim Perkara Korupsi Dana Hibah )

Membunuh BEGAL ( korban jadi TSK )