FH Widya Mataram Belajar Hukum Adat di Petinggi (Kepala Desa) Tengger

 https://harianrakjat.com/nasional/belajar-hukum-adat-di-petinggi-kepala-desa-tengger/


Yogyakarta – Suku Tengger dikenal masih kental dengan kearifan lokalnya dengan nuansa Hindu. Mereka fasih berbahasa Jawa dengan dialek Tengger. Masyarakat suku Tengger ini hidup dengan mata pencaharian berladang dan berkebun di dataran tinggi dan memiliki berbagai tanaman herbal. 

Masa kerajaan Hindu di Pulau Jawa, di mana pegunungan Tengger (Lereng Bromo-Semeru) diakui sebagai tempat abdi spiritual dari Sang Hyang Widi Wasa yang disebut juga sebagai Hulun. 

Hal tersebut diungkapkan Dr. Hartanto, SE, SH, M.Hum, Dekan dari Fakutas Hukum Universitas Widya Mataram (UWM) kepada awak media elalui pers rilisnya, Sabtu (27/07/2024) pagi.

“Kearifan Lokal ini mengajarkan berbagai budi pekerti yang Luhur (Living Law), sehingga menciptakan keharmonisan dalam masyarakat dan lestarinya Hukum Adat serta tradisi adat,” ungkap Hartanto.

“Secara Geografis wilayah Tengger meliputi Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang,” lanjutnya. 

Hal ini merupakan kesempatan yang berharga keluarga besar Mahasiswa Fakultas Hukum, UWM dapat bertemu dan mendapatkan paparan langsung dari Kepala desa Ngadas didampingi pemuka adatnya.(Ar).

Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Pembentukan Dewan Kehormatan Bersama (Menjaga Martabat Profesi Advokat Melalui Etika yang Terpadu dalam Era Distrubsi)

A Multidimensional Study of the Law of Goods and Services Procurement Contracts in Indonesia